Selasa, 19 Juli 2011

MAKALAH PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURROSYIDIIN

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KHULAFAURROSYIDIIN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
SEJARAH PERADAPAN ISLAM
Dosen Pengampu :

Disusun oleh :



JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2009 / 2010

BAB I
PENDAHULUAN


PENGERTIAN KHULAFAURROSYIDIIN
Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, pemerintahan ini dilanjutkan oleh Khulafaurrosyidiin. Khulafaurrosyidiin adalah Para Kholifah yang berkewajiban memimpin pemerintahan setelah Nabi Muhammad Wafat. Mereka adala Abu Bakar Ash-shidiq, Umar Bin Khotthob, Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Tholib.
Di dalam memimpin para Kholifah memerintah berdasarkan ajaran dan cita-cita Nabi Muhammad. Pemerintahan pada masa itu berbentuk pemerintah demokrasi artinya Pengambilankeputusan tidak hanya berdasarkan kemauan Kholifah saja akan tetapi berdasarkan musyawarah dengan semua unsur yang terlibat dalam pemerintahan Negara.












BAB II
PEMBAHASAN


A. KHALIFAH ABU BAKAR ASH SHIDIQ 11-13 H( 632-634 M)
1. Peran Abu Bakar Masa Rosulullah
Abu Bakar As-shidiq adalah seorang suku Quroisy. Nama aslinya dalah Abu Quhafah. Dinamakan Abu Bakar karena termasuk orang yang pertama kali masuk Islam yaitu dari kata “bakar” yaitu pagi, maksudnya adalah orang yang pagi-pagi masuk Islam. Dan dijuluki dengan Ash Syidiq karena ia segera membenarkan Rosul dalam berbagai peristiwa terutama peristiwa Isro’ Mi’roj.
Dimasa Jahiliyah Abu Bakar terkenal sebagai orang yang jujur dan berhati suci. Tatkala Islam dating segeralah dianutnya kemudian ikut menyiarkan dan mengembangkannya.
Ia sudah mengenal Nabi Muhammad sebelum kenabian beliau. Perkenalannya dengan Nabi semakin akrab setelah Nabi menikah dengan Khitijah, antara lain karena mereka tinggal dalam satu lorong atau komplek.
Abu Bakar sangat mengagumi Nabi Muhammad, Baginya Muhammad adalah pribadi yang sempurna. Ia berusaha meneladani dan meniru sifat-sifat Nabi Muhammad. Oleh karena itu banyak yang mengatakan ia memiliki pribadi yang mirib dengan Nabi Muhammad.

a. Periode Makkah
Abu Bakar yang ketika dibacakan Ayat Allah oleh Nabi seketika itu langsung mengimani Kebenaran Ayat tersebut dan saat itu pula Ia bersyahadat. Begitu pula dengan peristiwa Isro’ Mi’roj yang mana kaum Quroisy mengolok-olok peristiwa tersebut akan tetapi Abu Bakar menegaskan “ jika itu dikatakan oleh Muhammad, saya tidak ragu pasti benar”. Dengan sikap yang menggambarkan keteguhan Iman Beliau yang penuh.
Keimanan dan pendiriannya terhadap seruan Nabi Muhammad itu disampaikan kepada teman-temannya. Oleh karena itu banyak para sahabat yang menjadi Islam berkat pengaruh Abu Bakar, misalnya Utsman Bin ‘Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman Bin Auf dan sebagainya.
Keimanan dan kecintaan Abu Bakar terhadap Islam sebenarnya merugikan perniagaan karena hampir setiap waktunya dicurahkan untuk Islam dan dikurangi waktu untuk berdagang. Dan membantu Rosulullah berdakwah.
Abu Bakar mengorbankan semua yang ia meliki tidak hanya pikiran, tenaga, dan waktu akan tetapi juga harta yang ia miliki untuk berdakwah menyampaikan Ajaran Islam. Ia dikenal sebagai orang yang baik hati. Ketika ia berhijrah ke Habsyi, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Ibnu Addaghnah yang meminta untuk mengurungkan niatnya dan siap menjadi jaminan. Lalu Ibnu Abbaghnah berkata “ orang sebaik dirimu wahai Abu Bakar, tidak keluar atau dikeluarkan. Engkau menolong orang papa, membantu yang sengsara, gemar bersilaturrahmi dan amat menghormati tamu. Aku siap menjadi pelindungmu, mari kita kembali!”. Begitulah Abu Bakar walaupun Ia tidak meminta pertolongan kepada orang lain akan tetapi orang tersebutpun bersedia membantu beliau karena kebaikan yang Ia miliki.
Peristiwa hijrah Nabi ke Yasrib menjadi puncak kebahagiaan Abu Bakar dalam menumpahkan kesetiaan, kecintaan, dan pengorbanan kepada Muhammad Rosulullah. Ketika suatu sore Nabi berkata kepada Beliau bahwa Allah telah mengizinkan kita berhijrah lalu disambut gembira kabar tersebut oleh Abu Bakar.
Menurut Aisyah, ketika itu tidak ada orang yang lebih gembira daripada Ayahnya. Ia menangis sembari menyiapkan dua Unta dan mengangkat Abdullah bin Ariqoth sebagai petunjuk jalan. Malam harinya Nabi Muhammad meloloskan diri dari kepungan algojo-algojo Quroisy di rumahnya dan menuju kerumah Abu Bakar dan dari sana mereka menuju ke Gua Tsur. Setiba di Gua Tsur Abu Bakar asuk terlebih dahulu untuk meneliti keadaan Gua setelah dirasanya aman barulah Abu Bakar memnolehkan Nabi Masuk
Mereka berada di Gua selama Tiga hari. Bagaimana mereka memperoleh makanan dan lain sebagainya telah diatur oeleh Abu Bakar yaitu dengan menyuruh Amir Bin Fuhairo - pembantu Abu Bakar- ditugaskan mengembala kambing disekitar Gua jika sudah sore kambing itu di ikat di dekat Gua agar malam harinya mereka dapat memeras air susunya. Sedangkan Abdullah Bin Abu Bakar ditugaskan berada di dekat pimpinan Quroisy untuk mengamati rencana-rencana mereka dan malam harinya dilaporkan kepada ayahnya dan Nabi.
Pimpinan Kaum Quroisy mengadakan sayembara bahwa : “barang siapa yang dapat menangkap Muhammad hidup ataupun Mati akan diberi hadiah 100 Unta”.
Dari pernyataan itu Kaum Quroisy berlomba-lomba mencari Muhammad demi mendpatka haidiah yang amt besar. Ada yang mendekat ke Gua Tsur, hal tersebut membuat Abu Bakar khawatir akan tetapi Nabi menasehati beliau dengan berkata “ janganlah engkau takut dan bersedih sesungguhnya Allah bersama kita”. Benarlah Allah melindungi mereka.
Setelah 3 hari di dalam Gua, mereka dengan diiringkan oleh Abdullah bin Ariqoth berangkat menuju yasrib. Ditengah perjalanan ini pun masih ada orang yang memperebutkan 100 unta, diantaranya yaitu Suroqoh Bin Malik bin Ju’sum. Ia sangat bersemangat mendapatkan haidah itu. Dalam pengejarannya ia semakin yakin bahwa itu adalah Muhammad dan ingin segera membunuhnya. Abu baker melihat gelagat buruk yang akan menimpa Nabi dan memberitahukan kepada beliau. Akan tetapi Beliau tetap tenang dan sambil berdzikir. Setelah semakin dekat, tiba-tiba kuda Suroqoh terjatuh dan Ia terpelanting, ia masih berusaha mengejarnya lagi tetapi segera jatuh kembali yang lebih parah dari yang pertama. Sambil meraung raung kesakitan, tumbuhlah kesadaran bahwa orang yang ia kejar mendapatkan perlindungan dari Tuhannya. Hatinnya menjadi takut dan menyesal sehingga ia mempunyai keinginan untuk meminta maaf .
Rosulullah menghentikan untanya sehingga dapat dikejar Suroqoh. Begitu melihat Rosulullah, Suroqoh langsung menangis dan meminta maaf Rosulpun memaafkannya. Rosulullah pun melanjutkan perjalannya ke Yasrib. Menurut sebagian Riwayat Suroqoh pun kembali ke Makkah dan memperdayakan orang orang yang masih mencari Muhammad.

b. Periode Madinah
Di Madinah Abu bakar mendapat penghargaan dari NAbi dengan Dipersaudarakannya dengan Khorijah Bin Zaid, dari Kabilah Khazroj. Beliau di Madinah memilih bertani dengan menyewa tanah dari Saudara barunya tersebut. Demikianlah para Muhajirrin ada yang bertani, berdagang dan bekerja sebagia Buruh. Pada waktu Sholat lima waktu mereka melakukan sholat berjama’ah diMAsjid yang baru mereka Bangun. Selesai sholat Nabi selalu memberi pencerahan kepada mereka serta menyampaikan firman Allah untuk mereka tulis atau membacakan yang sudah pernah dibacakan untuk dihafal, dan juga memusyawarahkan berbagai kepentingan yang menyangkut bersama.

2. Abu Bakar, Khulafaurrosyidin Pertama
a. Proses Pembaiatan Abu Bakar
Telah beberapa lam Rosulullah Sakit, sehingga tugas mengimani sholat digantikan oleh Abu Bakar Ash shidiq. Namun pada subuh tanggal 12 Robiul Awal 11 H. beliau merasa agak segar dan pergi kemasjid mengimami sholat Subuh pagi hari itu. Maka ketika ada yang memberitahu bahwa Rosulullah wafat banyak yang terkejut. Bahkan Umar berkeyakinan bahwa berita itu bohong yang sengaja disiarkan untuk melemahkan Islam. Sedangkan Abu Bakar yang mendengarkan berita itu langsung menuju ke rumah beliau. Dilihatnya jenazah Rosulullah. Lalu diciumnya dan diucapkan oleh Abu Bakar : “alangkah Baikmu sewaktu hidup dan alangkah baikmu sesudah mati”.
Kemudian Abu Bakar keluar dan memasuki masjid yang banyak orang seketika itu suasana menjadi hening yang tadinya bergemuruh. Abu Bakar langsung berbicara serta mengingatkan kepada umat Islam Surat Ali Imron : 144
          •    
             

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh Telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
Lalu Abu Bakar kembali kerumah Aisyah dan sengera mempersiapkan penyelenggaraan jenazah Nabi Muhammad diiringi para sahabat dan sebagian pulang dan menceritakan kepada keluarga mereka.
Sesudah Rosulullah Wafat, kaum Anshor menghendaki agar orang yang akan dijadikan Kholifah dipilih dari mereka. Akan tetapi Ali bin Abi Tholib menghendaki bahwa dirinyalah yang diangkat menjadi Kholifah, berdasarkan kedudukan beliau di dalam Islam, apalagi beliau adalah menantu sekaligus karib Nabi. Tetapi sebagian besar menginginkan Abu Bakar sebagai Kholifah, sehingga di tetapkanlah Abui Bakar yang terpilih menjadi Kholifah.
Sesudah diangkat menjadi kholifah Abu Bakar berpidato. Dalam pidatonya itu dijelaskan siasat pemerintahan yang akan beliau jalankan. Diantara cuplikan pidato beliau adalah sebagai berikut :
“ Wahai Manusia! Aku telah diangkat menjadi kholifah untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang paling baik diantaramu. Maka jikalau aku menjalankan tugasku dengan baik maka ikutilah aku akan tetapi jika aku berbuat salah, maka betulkanlah! Orang yang kamu pandang kuat, aku pandang lemah dan aku mengambil haknya, sedang orang yang kamu pandang lemah dan aku pandang kuat maka akan ku kembalikan haknya. Hendaklah kamu mentaatiku selama aku mentaati Allah dan Rosulullah akan tetapi jangan kalian mengikutiku selama aku melanggar perintahNya”.

b. Kesulitan-kesulitan yang di hadapi Abu Bakar
Setelah pembaitan Beliau fakta-fakta menyebutkan bahwa banyak diantara Kaum Muslimin yang belum begitu mendalami Agama Islam sehingga setelah wafatnya Nabi banyak yang menyatakan diri murtad atau keluar dari agam Islam karena mereka hanya menyatakan Iman secara lisan tanpa keimanan dalam hati. Ada juga yang masuk Islam karena menghindari peperangan dengan Umat Islam, namun ada pula yang menginginkan harta rampasan perang dan ingin mendapatkan kedudukan saja.
Agama Islam telah mampu menghilangkan sukuisme, akan tetapi setelah wafatnya Nabi banyak yang memandang bahwa mereka berada di bawah kekuasaan suku Quroisy sehingga bertambah kuatlah alasan mereka untuk keluar dari agama Islam. Ada juga golongan orang yang salah menafsirkan Ayat-ayat Al Qur’an sehingga mereka menempuh jalan yang sesat yaitu bukan jalan yang ditempuh oleh kaum Muslimin kebanyakan.
Yang lebih parah lagi yaitu mereka yang mengaku Nabi. Diantaranya adalah Musailamah Al Kadzab dari bani Hanifah di al yamamah, Aswad ‘Ansi di Yaman, dan Thulaihah Inbu Khuwailid dari bani Asad.
Melihat fakta-fakta tersebut Kholifah Abu Bakar mengadakan perundingan bersama para Sahabat dan hasil akhirnya yaitu semua orang yang menyeleweng dari ajaran Islam maka mereka wajib diperangi walaupun harus mengerbankan nyawa dalam mempertahankan Agama Allah.
Abu Bakar membentuk sebelas pasukan yang masing-masing dipimpin oleh pahlawan-pahlawan Arab diantaranya ialah Kholid Bin Walid, Amr bin Ash, Ikrimah bin Abi Jahl dan lainnya. Masing-masing dikirim keberbagai daerah di Arab. Pengerahan bala tentara ini ternyata membawa hasil yang gemilang dan bias menyatukan kembali persatuan Tanah Arab. Meskipun pedang terpaksa dihunus terhadap mereka yang telah tersesat.
c. Keutamaan & Keistimewaan Abu Bakar
Keistimewaan Abu Bakar antara lain :
1. karena ia termasuk orang yang pertama kali masuk Islam( Assabiqunal Awaluun) dan sebaya dengan Nabi.
2. Akhlaqnya yang terpuji, keramah tamahannya memikat setiap orang.
3. pembelaan dan pengorbanannya kepada Nabi yang tak tertandingi dengan yang lain.
Keutamaan Abu Bakar antara lain :
1. begitu diajak Nabi untuk mengimani Allah Yang Esa dan Muhammad Rosulullah langsung membenarkan dan mengimani. ( Julukan : Abu Bakar )
2. ketika masyarakat makkah menghebohkan peristiwa Isro’ Mi’roj tanpa ragu Abu Bakar langsung mempercayai hal Tersebut ( Gelar : Ash Shidiq )
3. ketika Rosulullah sakit yang dipesan untuk mengimani Sholat adalah Abu Bakar.
4. mampu menenangkan kaum Muslimin ketika Rosulullah meninggal. sebagaimana dalam surat Ali Imron : 144

d. Jasa dan Peninggalan Kholifah Abu Bakar
Jasa Kholifah Abu Bakar antara lain ialah :
1. Menghimpun Al Qur’an
Berbagai peperangan telah terlewati dan menyebabkan banyaknya Fuqoha’ meninggal. Hal ini menyebabkan kekhawatiran akan hilangnya Al Qur’an secara berlahan-lahan. Lalu Umar mengusulkan kepada Abu Bakar untuk mengadakan penghimpunan Al Qur’an dan akhirnya disetujui oleh Beliau. Dan menyuruh Zait bin Tsabit untuk menulis. Walaupun belum berbentuk Mushaf masih lembaran-lembaran.

2. memperluas wilayah penyebaran Islam
a. di wilayah kekuasaan Persia :
- Kazima : Mazar, Allis, Amghisia
- Hirah : menjadi pusat pertahanan dan Ibu kota pertama Islam di luar Arab.
- Ambar : Dumatul jandal
- Firodh
b. di wilayah kekuasaan Romawi :
- semua kekuasaan romawi telah dikuasai oleh Islam bahkan Yarmuk dan Syam.
Sedangkan peninggalan beliau yang berupa fisik hanyalah:
a. Mushaf AL Qur’an yang telah disusun dan dihimpun sesuai urutannya.
b. Dan wilayah kekuasaan baru sebagai tempat untuk berdakwah di sebagian Iraq dan Siria.
Sedangkan peninggalan yang lainya Ialah :
a. semangant dan tekat yang kuat yang dpat memelihara apa yang telah dicapai pada Zaman Rosulullah
b. Sikapnya untuk berpegang teguh pada kebenaran yang bersumber dari Al Qur’an.
c. Jiwa berkorban yang penuh.dari harta, tenaga pikiran bahkan jiwanya dalam membela Islam.

B. KHALIFAH UMAR BIN KHOTHOB
1. Peran Umar Bin Khothob Masa Hayat Rosul
a. Periode Makkah

Umar Bin Khothoh adalah putra dari Nufail al Quroisy, dari Bani Adi. Saetelah Islam suku bani adi ini di kenal sebagai suku yang terpandang, mulia, megah, dan berkedudukan tinggi.
Menjelang Umar masuk Islam, suasana permusuhan kafir Quroisy terhadap Nabi Muhammad dan umat Islam sedang memuncak. Mereka sangat marah dan kecewa karena banyak umat Islam yang berhijrah ke Habsyi. Saat itu Umar mendeengar usaha-usaha Kafir Quroisy untuk membunuh Nabi Muhammad. Dia juga mendengar Abu Jahal telah berusaha membunuh Nabi dengan menimpakan batu besar ke kepalanya pada saat Beliau sholat, namun gagal. Demikian juga usaha Uqba bin Abi Muaith yang mencekik Nabi Muhammad akan tetapi dapat digagalkan oleh Abu Bakar. Peristiwa itu telah di dengar semua oleh Umar dan membuat Umar geram. Baginya perbuatan tersebut hanya omong kosong belaka tanpa bukti nyata. Hal ini mendorong umar untuk langsung menangani sendri pembunuhan terhadap Muhammad. Dia beranggapan, tak akan ada yang bisa membunuh Muhammad kecuali dirinya sendiri. Dengan tak sabar Umar mengambil Pedang kesayangannya dan bergegas menuju keluar mencari dimana Muhammad berada.
Di tengah perjalanan ia bertemu dan disapa oleh Nu’aim bin Abdullah : “Hai Umar hendak kemana?”. “Aku ingin membunuh Muhammad”, jawab Umar dengan Garangnya. Mendengar jawaban tersebut serasa merontkkan jantung Nu’aim, karena ia kenal betul siapa Umar, akan tetapi Nu’aim membelokkan perhatian Umar. “apa tidak salah Alamat, kamu ingin membunuh Muhammad, ingatlah pembelaan Bani Abu Manaf , dan jika engkau ingin membunuhnya dna melenyapkan ajarannya, maka bereskanlah Keluargamu?”.Umar melotot dan Balik bertanya: “apa sa;ah keluargaku?”. “ Ya keluargamu dan anak pamanmu Said bin Zaid, serta adikmu sendiri Fatimah Bin Khottob telah mengikuti ajaran Nabi Muhammad!”. Bagai disengat kalajengking, mendiidhlah Amarahnya lebih dari sebelum ia berangkat ingin membunuh Muhammad. Maka ia balik arah dan menuju kerumah Fatimah.
Belum terlalu dekat dengan rumah yang dituju ia mendengarsuara seeorang sedang membacakan sesuatu semacam syair. Memang di dlaam rumah Said ( suami Fatimah ) terda[at Habab Bin Araats yang sedang mengajarkan Al Qur’an Wahyu Allah. Mendengar suara langkah Umar Said menyembunyikan Habab dn Fatimah menyembunyikan lembaran-lembaran Qur’an yang telah IA Baca.
Ketika umar masuk, suasana menjadi hening mencekam,. “syair apa yang tadi aku dengar?dan aku telah diberi tahu baha kalian berdua telah masuk Islammengikuti ajaran Muhammad!”. Kemudian Umar selangkah menyerang Said. Melihat bahaya yang akan menimpa suaminya, Fatimah secepat kilat menghadang umar,sehingga dialah yang terkena amarah kakaknya itu dan bercucurankah darah dari mukanya. Nmaun justru Fatimah semakin berani dan dengan tenagnya ia berkata kepada kakaknya:” Benar. Kami berdua telah menjadi muslim, dan mengimani Allah dan Muhammad sebagai Rosulullah! Sekarang sesuka hatimu terhadap kami?”.
Melihat darah adiknya yang mengucur dan ketegarannya itu, hati umar menjadi luluh.“ berikan lembaran yang gtelah aku dengar tadi agar aku dapat mempertimbangkan apa yang telah diajarkan Muhammad kepadamu!”.Fatimah memberikan lembaran itu dan Umar menyimak bahsa dan makna yang dikandungnya, kemudian ia berkata “sungguh alangkah indah dan mulia apa yang telah kalian pelajari ini!”.Demi mendengar ucapan umar Hababpun keluar sambil berkata “demi Allah, aku berharap Allah memilihmu memenui do’a NabiNya yang kemarin dimohonkannya demikian :” Ya Allah teguhkalah Islam dengan berislamnya Abi Hakam Bin Hisyam ( Abu Jahal) atau Umar Bin Khottob”.Umar menyahut “ Wahai Haba Ktatakanlah dimana Muhammad berada dan aku akan menyatakan keIslamanku di hadapannya.
Demikianlah Umar yang berencana akan mebunuh Nabi berubah menjadi pengikutnya. Dan dan gemparlah masyarakat Mekkah pada umumnya dan suku Quroisy pada khususnya. Akan tetapi tak menyurutkan semangat Karir Quroisy untuk mencari cara yaitu dengan pemboikotan umum kepada kaum Muslimin dan keluarga Bani Hasyim serta Bani Abdul Mutholib yang berlangsung kurang lebih selama 3 tahun.


b. Periode Madinah
Umar dikenal sebagai seorang yang pemberan , terbuka dengan sikap yang agak kasar. Banyak sahabat yang memendam persoalan dan tidak berani mengungkapkannya akan tetapi Umar selalu terbuka. Misalnya saja Ia merasa risih ketika menyaksikan sahabat yang minum arak dan bermabuk-mabukan. Ia segera melaporkan kepada Rosulullah untuk melarangnya. Akan tetapi Rosul masih mendiamkan usulan tersebut hingga Ayat Allah menjawab kerisauan Umar yait surat Al Maidah ayat : 90
          
   
Artinya :
“Hai orang – orang yang beriman, sesungguhnya minuman khomr, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithon. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
Begitualh Umar yang selalu kritis dengan keadaan yang memimpa Muslimin.

2. Umar Bin Khothob, Khulafaurrosyidin Kedua
a. Proses Pengangkatan
Ketiak Abu Bakar merasa parah sakit yang di deritanya terpikirlah olehnya untuk menentukan pengganti beliau. Beliau berfikir jika hal ini diserahkan saja kepada musyawarah kaum Muslimin khawatir akan terjadi perselisihan yang lebih parah dibandingkan ketika pengangkatannya dulu. Beliau meminta persetujuan kaum Muahajirin dan Anshor. Pada umumnya mereka sepakat bahwa Umar sebagai salon kholifah kedua nanti. Terdapat sedikit pertimbangan mengenai sifat Uamr yang keras, tetapi abu baker telah menjelaska bahwa sikap kerasnya it semata-mata untuk menutup kelemahan beliau yang terlalu lembut. Dengn begitu mereka dapat memaklumi hal tersebut.
Maka hal selanjutnya kekholifahan diserahkan kepada Umar setelah beliau wafat. Kaum muslimin menyambutnya dengan senang hati dan lega. Mereka semua ikut membaiat Umar sebagai Kholifah kedua setelah Abu Bakar.

b. Pembangunan Pemerintah Islam
Pembangunan pada masa umar diantaranya ilah :
1. memperbaharui dan melengkapi pemerintahan sehingga terdapat dewan-dewan atau pejabat-pejabat yang mengurusi dan mengatur berbagai keperluan masyarakat.
2. didirikannya Baitul Mall di setiap wilayah kekuasaan Islam.
3. dibuat mata uang baru dari logam
4. didirikan tentara yang tetap dan diberi gaji.untuk melindungi perbatasan
5. mengangkat kahim-hakim
6. mengatur perjalanan pos
7. mendirikan hisbah yaitu badan yang menguasai pasar, timbangan, takaran, tata tertib, tata social dan kebersihan.
8. menciptakan tahun Hijriyah.

c. Peninggalan-peninggalan Khalifah Umar
Dari segi fisik meninggalkan perluasan wilayah antara lain :
1. diwilayah kekuasaan Persi:
Masa Abu Bakar menguasai sebagian Irak
Masa Umar Bin Khotob menguasai seluruh Iraq dan Iran
2. diwilayah kekuasaan Romawi :
Masa Abu Bakar : sebagian Siria dan Yurdan
Masa Uamr :menguasai seluruh Yoprdan, Syiria, Sebagian Eropa, Baitul Maqdis, Mesir, dan Iskandariyah.

Sedangkan dari Non Fisik :
1. organisasi dan administrasi pemerintahan yang baik.
2. sikap hidup yang sederhana
3. sikap hidup kreatif dan pragmatif ( mempertimbangkan keadaan)
4. sikap hidup kerja keras, ditanamkan etos kerja yang tinggi.

C. KHALIFAH USTMAN BIN ‘AFFAN
1. Peran Umar Bin Khothob Masa Hayat Rosul
a. Periode Makkah
Beliau adaalh Ustman bin Affan Abil Ash Ibnu Umayah. Dilahirkan di waktu Rosulullah berusia lima tahun dan mask Islam atas seruan Abu Bakar.
Ketika itu Usman mendatangi abu Bkar bertabnya tentang perihal kenabiannya Nabi Muhammad. Abu bakarpun membenarkan Hal tresebut dan setelah mendegarkan penjlsan Abu Bakar, Utsman pun pergi kerumah Rosulullah dan mendpat penjelasan yang lebih rinci lagi dan menyatakan diri untuk Islam.
Dari sisi lain, berate keislamannya mulai menimbulkan perhatian banyak orang Quroisy. Mereka mulai bersepakat untuk menghancurkannya. Karena figure Utsman yang dipandang baik dimasyarakat dan berhasil dlam dunia perdaganan.
Demikianlah Ustman yang sudah menjadi menantu Rosulullah dan sebagai saudagar kaya raya, rela dan taat jepada perintah Rosul untuk berhijrah ke suatu negri yang jauh karena kekejaman Kaum Quroisy dalam penyiksaannya.
Ustman juga sejak di Makkah sering diminta Rosulullah untuk bersama-sama Zaid Bin Tsabit, Ali Bin Abi Tholib,dan Ubay Bin Ka’ab menuliskan wahyu.

b. Periode Madinah
Sesudah kaum Muslimin berhijrah ke madinah, maka mereka yang semula hijrah ke Habsy menggabung meninggalkan Habsyi dan menuju Ke Madinah. Ustman Pun beserta Istrinya ikut ke madinah, itulah sebabnya mereka dijuluki dengan Hijotain yang artinya Dua kali Hijrah.


2. Ustman Bin ‘Affan, Khulafaurrosyidin Ketiga
a. Proses Pengangkatan
Ketika Umar bin Khathab merasa semakin lemah, akibat luka yang dideritanya (Umar ditikam Abu Lu’luah asal Parsi dan beragama Nasrani). Ia menetapkan 6 orang calon penggantinya. Sepeninggalnya nanti mereka merundingkan dan memilih salah seorang dari yang enam itu untuk menjadi khalifah ketiga. Ditambahkan putranya, Abdullah bin Umar, hanya sebagai pendengar dan pemilih manakala terjadi kebuntuan, dan tidak boleh dipilih sebagai calon. Adapun yang enam orang itu ialah:
Utsman bin ‘Affan;
Thalhah bin Ubaidillah;
Sa’ad bin Abi Waqqash;
Ali bin Abi Thalib;
Zubair bin Awwam;
Abdurrahman bin Auf.
b. Musyawarah Anggota Tim
Sesudah Umar bin Khatab meninggal mereka mengadakan musyawarah. Dalam musyawarah itu, Abdurrahman bin Auf mengusulkan agar dirinya diperkenankan mengundurkan diri dari calon dan diberi wewenang penuh untuk menetapkan khalifah seseuai keinginan yang berkembang dari kaum muslimin. Usul itu disetujui oleh seorang anggota tim.
Maka Abdur Rahman bin Auf mengadakan penjajagan, menghipun pendapat dari Anggota tim dan dari pemuka-pemuka kaum Muslimin umumnya. Dari usahanya itu, disimpulkan bahwa umumnya kaum muslimin mencalonkan dua unggulan : Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin ‘Affan. Karena Utsman bin ‘Affan lebih tua dan perilakunya lebih halus, dipilihnya ia sebagai khlifah. Maka pada tahun 23 H (644 M) Utsman bin ‘Affan dipilih secara resmi menjadi Khalifah ketiga, setelah Umar. Utsman menjadi Khalifah selama 12 tahun dan termasuk khalifah yang paling lama berkuasa diantara Khalifah Al-Rasyidin yang empat.

3. Jasa-jasa Peninggalan Khalifah Utsman bin ‘Affan.
a. Jasa-jasa Khalifah Utsman bin ‘Affan
Jasa-jasa Khalifah Utsman bin ‘Affan antara lain :
Menginsyafkan kembali Azerbaijan dan Armenia yang bermaksud melepaskan diri dari ikatan perjanjian dengan kekuasaan Islam zaman Umar bin Khatthab. Dikirimnya pasukan Muslim dibawah Komando Al Walid bin Aqobah kesana. Dengan kedatangan pasukan Walid, penguasa Azerbaijan dan Armenia menyatakan tunduk kembali kepada kekuasaan Islam.
b. Peninggalan-peninggalan Usman Bin Affan
Usman memegang kekholifahan pada usia hampir 70 nyahun dan menjadi kholifah selama 12 Tahun. Dan sifat pribadinya memang lembut, Ustaman meninggalkan hal-hal yang penting :
1. wilayah dakwah yang amat luas meliputi :
a. seluruh jazirah Arab yang tetap utuh.
b. Hampir seluruh kekuasaan Persia telah tunduk pada kekuasaan Usman,yaitu : Irak, Iran, Afganiostan dan Turkistan.
c. Sebagian besar kekuasaan Romawi telah ditundukkannya seperti : Turki, sebagian Yugoslafia,polandia, Siria, Palestina, Mesir, Iskandaria dan cypirus.
d. Afrika utara dan daerah-daerah sebelah selatan Mesir.





c. Memperluas wilayah dakwah Islamiyah
- Sesudah pemberontakan di Iskandariah dapat dipadamkan, maka diteruskan perluasan wilayah dakwah ke seluruh Afrika Utara. Berhasil dikuasai Barqah dan Tripoli (Libya sekarang)
- Ditundukkan pula Nubah (Mesir bagian Selatan menurut peta sekarang).
- Bergabung pula dalam kekuasaan Islam itu negeri-negeri sekitar Armenia dan Azerbaijan seperti: Tabaristan.
- Dapat ditundukkan pula daerah sekitar sungai Amu Daria (Rusia Bagian Selatan), dan Turkestan.
- Ditundukkannya negeri-negeri Balkan, yaitu sebagian dari Yugoslavia, Polandia.
- Turki dikuasai.
- Kepulauan Cyprus juga dapat ditundukkan.

d. Membangun Angkatan Laut yang tangguh.
Angkatan Laut Muslim ini menjadi terkenal, ketika Romawi berusaha kembali merebut Iskandaria dengan membawa armada Angkatan Laut mereka yang besar, sekitar 800 buah kapal, namun dapat dikalahkan oleh Angkatan Laut Muslim yang berkekuatan sekitar 200 kapal.
Peperangan tersebut terkenal dengan sebutan “Dzatis Sawari” (Pertempuran Tiang Kapal), karena banyaknya kapal-kapal bertiang yang digunakan dalam perang itu.

e. Menggandakan Al-Qur’an yang dikenal dengan sebutan “Mushaf Utsmani”.
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar telah dihimpunkan lembaran-lembaran Al-Qur’an, diikat dan disimpan di rumah Hafshah binti Umar bin Khatthab, janda Rasulullah. Pada masa Khalifah Utsman bin ‘Affan, himpunan Al-Qur’an itu diambil dari rumah Hafshah untuk digandakan. Panitia Penggandaan Al-Qur’an terdiri dari Zaid bin Tsabit sebagai ketua, dan anggota-anggota : Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdur rahman bin Harist bin hisyam. Hasilnya sebanyak lima muskhaf : satu mushaf ditangan Usman bin Affan, satu Mushaf untuk Makkah, satu mushaf untuk siria, satu mushaf untuk Basroh, dan satu Mushaf lagi untuk Huffah.


D. KHALIFAH ALI BIN ABI THOLIB
1. Peran Ali Bin Abi Tholib Masa Hayat Rosul
a. Periode Makkah
Ketika Nabi Muhammad menerima wahyu pertama usia Ali baru 10 Tahun, sesuai petunjuk Wahyu untuk mengimani ajaran island itu mula-mula ditujukan kepada keluarga serumah, kemudian kepada famili terdekat, dan teman yang akrab.
Ketiak nabi beserta Khotijah melakukan sholat Ali memperhatiokkannya dan sesuadah Itu menanyakan,kepada siapa Ibadah itu ditujukan Nabi menjelaskan bahwa ibadah itu ditujukan kepada allah yang Maha esa dan ditambah oleh beliau bahwa bwliau telah menerima wahyu sebagai tanda kenabiannya untuk beriman. Dan Ali pun mengimaninya.
Ketika kafirt Qurosy ingin membunuh Nabi ali dengan senang hati menggantikan Nabi dikamar beliau dan Nabi pun bias keluar tanpa sepengetahuan Kfir Quruisy. Begitulah pengorbanan Ali membela Islam walaupun Usianya masih Muda.
b. Periode Madinah
peran penting Ali dalam perjuangan islam ketika masa hayat nabi periode madinah adalah dalam hal peperangan. Diantaranya yaitu perang Badar, Perang Uhud, dan Perang khondak.
2. Ali Bin Abi Tholib, Khulafaurrosyidin Keempat
a. Proses Pengangkatan
Ali bein Abi tholib termasuk Jajaran AshabiqunalAwalun. Yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam, nahkan ialah remaja pertama yang masuk Islam. Ia anak paman Rosulullah dan iapun juga menantu Roslullah dan dikawinkan dengan fatimah. Sehimngga mempunyai keturunan hasan dan husian.
Keadaan rakyat diwilayah-wilayah banyak merasa tidak puas karena hak-hak rakyat banyak dirampas untuk kepentingan pejabat yang masih keluarga ustman. Akhirnya banyak muncul protes-protes yang disampaikan pada kholifah. Akan tetapi tidak dihiraukan.
Setelah Usman meninggal tidak ada tokoh yang dapat menggantikan usman kecuali Ali bin Abi tholib. Namun usianya yang relative muda menyebabkan tidak dipilihnya sebagai kholifah. Akan tetapi kaum Muslimin dan sahabat banyak mendukung Ali sebagai Kholifah. Untuk itu pada tahun 35 Hijriyah Ali diangkat menjadi Kholifah ke Empat salama lima Tahun.
b. Jasa dan Peninggalan Ali Bin Abi Tholib
Jasa-jasa Ali Antara lain adalah :
- memecat gubernur-gubernur yang diangkat Ustman dari keluarganya.
- Menarik kembali tanah dan kekayaan yang bersumber dari baitul Mall dari para pejabat dan keluarga Ustman.
- Dapat mengembalikan fungsi baitul Mall untuk kepentingan golongan yang lemah.
- Berusaha menempatkan kekuasaan sesuai kemampuan kepribadiannya dan akhlaqnya.
- Mengembangkan ilmu Bahasa Arab.
Peninggalan beliau antara lain :
- keberaniannya mengambil resiko dalam perjuangan.
- Sifat pribadi yang luhur misalnya jujur, sederhana, adil dan tegas.
- Ilmu nahwu yang menjadi cabang dari bahasa Arab
- Penetapan kelender Hijriyah
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
- Khulafaurrosyidiin adalah Para Kholifah yang berkewajiban memimpin pemerintahan setelah Nabi Muhammad Wafat. Mereka adala Abu Bakar Ash-shidiq, Umar Bin Khotthob, Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Tholib.
- Pada masa Abu Bakar perkembangan Islam belum begitu pesat karena banyaknya kaum muslimin sendiri yang menyeleweng dari ajaran Islam hingga harus diperangi.
- Perkembangan Pada masa Umar sangat pesat dan mampu memperluas wilayah hingga sebagian eropa. Dan mendirikan berbagai macam keperluan Masyarakat. Begitu juga pada masa kholifah ustman dan Ali




















DAFTAR PUSTAKA


Syalabi, Prof, Dr, Sejarah dan Kebudayaan Islam 1.Pustaka Al Husna Baru .Jakarta: 2007
Abdullah Ahmad, ‘Aasyur. 10 Orang Di Jamin Ke Syurga. Gema Insani Press. Jakarta : 1993.
Kholid, Muhammad Kholid.60 Sahabat Rosulullah. Cv, Diponegoro. Bandung. 1993
Rus’an. Lintasan Sejarah Islam, Zaman Abu Bakar Shidiq. Wicaksana. Semarang : 1983

Tidak ada komentar:

Posting Komentar